07 Juni 2008

Sejarah Perkembangan GIS

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi geografis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Selengkapnya...

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

GIS dengan gvSIG
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut “Bapak SIG”.

CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.

Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun “Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)” dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

Sumber: arashirin on November 16, 2007

PETA

Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian permukaan bumi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Peta dapat menunjukkan banyak informasi penting, mulai dari supply listrik di daerah Anda sampai daerah Himalaya yang berbukit-bukit atau sampai kedalaman dasar laut.

Selengkapnya...

Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.

Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

Menurut ICA(International Cartographic Association), yang dimaksud peta adalah gambaran unsure-unsur permukaan bumi (yang berkaitan dengan permukaan bumi ) dan benda-benda diangkasa.

Menurut Erwin Raiz, peta merupakan gambaran konvesional permukaan bumi yang terpencil Kenampakannya terlihat dari atas dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelasnya. Gambaran konvesional dalah gambaran yang sudah umium dan sudah diatur dengan aturan tertentu yang diakui umum.

Menurut Soetarjo Soerjosumarmo, peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil denagn perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.

Banyak sekali definisi tentang peta, tetapi pada dasarnya hakekat peta adalah
1. Peta adalah alat peraga.
2. Melalui alat peraga itu, seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya kepada orang lain.
3. Ide yang dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan kedudukannya dalam ruang. Ide tentang gambaran tinggi rendah permukaan bumi suatu daerah melahirkan peta topogafi, ide gambaran penyebaran penduduk (peta penduduk), penyebaran batuan (peta geologi),penyebaran jenis tanah (peta tanah atau soil map), penyebaran curah hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut kedudukannya dalam ruang.
4. Dengan cara menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami atau memperoleh gambaran dari yang disajikan itu melalui matanya.

Syarat peta
Setelah memahami benar-benar hakekat dari peta, tidaklah sulit untuk kemudian menelaah apa yang sebenarnya diperlukan sebagai syarat dari peta yang baik. Syarat peta yang baik mestinya :
1. Peta tidak boleh membingungkan
2. Peta harus dengan mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai peta.
3. Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini berarti peta itu harus cukup teliti sesuai dengan tujuannya.
4. Karena peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), maka tampilan peta hendaknya sedap dipandang (menarik, rapih dan bersih).

Usaha memenuhi persyaratan peta
Supaya peta tidak membingungkan, peta dilengkapi dengan :
1. Keterangan atau legenda;
2. Sekala peta;
3. Judul peta (apa isinya);
4. Bagian dunia mana.

Supaya mudah dimengerti atau ditangkap maknanya, digunakan :
1. Tata warna;
2. Simbol (terutama pada peta tematik);
3. Proyeksi.

Sebuah peta harus teliti. Sehubungan dengan itu, perlu diingatkan bahwa tingkat ketelitian harus disesuaikan dengan tujuan peta dan jenis peta, serta kesanggupan sekala peta itu dalam menyatakan ketelitian. Sebagai contoh :
1. Jenis peta : Peta Penggunaan Tanah
2. Tujuan peta : Memperlihatkan bentuk-bentuk pemanfaatan atau pengusahaan tanah oleh manusia.
3. Sekala peta : 1:50.000
4. Yang harus teliti : Jenis-jenis penggunaan tanah apa yang dapat digambarkan dengan sekala peta tersebut. Jenis penggunaan tanah sekala 1:50.000 tentunya harus lebih teliti atau rinci dari jenis penggunaan tanah sekala 1:250.000 misalnya.

Penyusunan Peta

Data Geografis
Untuk menyampaikan ide melaui peta dari berbagai hal kedudukannya dalam ruang muka bumi diamana objek (objek geografis) yang akan disampaikan tersebut tentunya amatlah rumit. Penyederhanan objek geografis dalam peta terdiri dari :
1. Titik, bentuk titik ini misalnya sebuah menara, tugu dan sebagainya.
2. Garis, misalnya sungai dan jalan.
3. Luasan, misalnya bentuk-bentuk penggunaan tanah, danau dan sebagainya.

Proyeksi Peta
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar, dengan persyaratan sebagai berikut ;
1. Bentuk yang diubah itu harus tetap.
2. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
3. Jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.

Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin. Untuk memenuhi satu syarat saja dari tiga syarat di atas untuk seluruh bola dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah satu saja dari syarat di atas untuk sebagian kecil permukaan bumi.

Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.

Proyeksi berdasarkan bidang asal
- Bidang datar (zenithal)
- Kerucut (conical)
- Silinder/Tabung (cylindrical)
- Gubahan (arbitrarry)

Jenis proyeksi no.1 sampai no.3 merupakan proyeksi murni, tetapi proyeksi yang dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai sehari-hari tidak ada yang menggunakan proyeksi murni di atas, melainkan merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh melaui perhitungan (proyeksi gubahan).
Dalam kesempatan ini tidak akan dijelaskan bagaimana perhitungan proyeksi tersebut di atas, akan tetapi cukup jenis proyeksi apa yang biasa digunakan dalam menyediakan kerangka peta di seluruh dunia.

Contoh proyeksi gubahan :
- Proyeksi Bonne sama luas
- Proyeksi Sinusoidal
- Proyeksi Lambert
- Proyeksi Mercator
- Proyeksi Mollweide
- Proyeksi Gall
- Proyeksi Polyeder
- Proyeksi Homolografik

Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?
1. Seluruh Dunia
- Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
- Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
- Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
- Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
2. Daerah Kutub
- Proyeksi Lambert
- Proyeksi Zenithal sama jarak
3. Daerah Belahan Bumi Selatan
- Sinusoidal
- Lambert
- Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
- Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.
- Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai

Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh dari Khatulistiwa pilih Lambert atau Bonne.

Tata Warna dan Simbol
Agar peta dapat dengan mudah dimengerti oleh pengguna peta, pemakaian tata warna dan simbol sangat membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

Tata warna
Penggunaan warna pada peta (dapat juga pola seperti titik-titik atau jaring kotak-kotak dan sebagainya) ditujukan untuk tiga hal :
- Untuk membedakan
- Untuk menunjukan tingkatan kualitas maupun kuantitas (gradasi)
- Untuk keindahan

Dalam menyatakan perbedaan digunakan bermacam warna atau pola. Misalnya laut warna biru, perkampungan warna hitam, sawah warna kuning dan sebagainya.

Sedangkan untuk menunjukan adanya perbedaan tingkat digunakan satu jenis warna atau pola. Misalnya untuk membedakan bersarnya curah hujan digunakan warna hitam dimana warna semakin cerah menunjukan curah hujan makin kecil dan sebaliknya warna semakin legam menunjukan curah hujan semakin besar.

Simbol

Untuk menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tentunya tidak bisa digambarkan seperti bentuk benda itu yang sebenarnya, melainkan dipergunakan sebuah gambar pengganti atau simbol.

Bentuk simbol dapat bermacam-macam seperti; titik, garis, batang, lingkaran, bola dan pola.

Simbol titik biasanya dipergunakan untuk menunjukan tanda misalnya letak sebuah kota dan menyatakan kuantitas misalnya satu titik sama dengan 100 orang, dam sebagainya.

Simbol garis digunakan untuk menunjukan tanda seperti jalan, sungai, rel KA dan lainnya. Garis juga digunakan untu menunjukan perbedaan tingkat kualitas, yang dikalangan pemetaan dikenal dengan isolines.

Dengan demikian timbul istilah-istilah :
- Isohyet yaitu garis dengan jumlah curah hujan sama
- Isobar yaitu garis dengan tekanan udara sama
- Isogon yaitu garis dengan deklinasi magnet yang sama
- Isoterm yaitu garis dengan angka suhu sama
- Isopleth yaitu garis yang menunjukan angka kuantitas yang bersamaan.

Tujuan dari penggunaan peta isopleth (menunjukan angka kuantitas sama) yaitu untuk memperlihatkan perbandingan nilai dari sesuatu hal pada daerah yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga pengguna peta akan tahu mana daerah dengan nilai besar dan mana daerah dengan nilai kecil.

Untuk simbol batang, lingkaran dan bola biasanya lebih banyak dipakai untuk nilai-nilai statistik yang ditunjukan dengan garfik (batang, lingkaran dan bola).

Selanjutnya akan dijelaskan mengenai Komponen Peta

05 Juni 2008

ORTHOREKTIFIKASI CITRA EROS A1

Makalah ini menjelaskan perkembangan metode koreksi geometrik citra dari satelit EROS A1. Metode koreksi didasarkan pada model orbit/ketinggian yang tepat. Hasil dari percobaan terhadap metode mendemonstrasikan kemungkinan ortorektifikasi scene EROS A1 sampai ketelitian sub piksel. Metode tersebut sekarang digunakan dalam produksi standar citra EROS A1 teroktorektifikasi di fasilitas produksi Metria.

Selengkapnya...

1. Pendahuluan

Satelit EROS A1 diluncurkan dengan sukses pada tanggal 5 Desember 2000, dan merupakan seri pertama dari 6 satelit pencitraan beresolusi tinggi yang diluncurkan oleh ImageSat International. Satelit A1 menghasilkan citra beresolusi 1,8 m dalam model standar, sementara satelit-satelit B1-B5 akan menghasilkan citra dengan resolusi 1 m. Satelit A1 juga bisa meroperasi dalam model over-sampling khusus.
EROS A1 diluncurkan ke orbit polar yang sun-synchronous pada ketinggian 480 km. Data yang diperoleh dikirim ke jaringan global stasiun penerima. Kecepatan pengiriman data adalah 70 Mbit/detik dalam frekuensi X-band. Stasiun penerima memperoleh, menyimpan, dan memproses data, dan membuat scene sistem terkoreksi, metadata yang dapat diperoleh melalui infrastruktur ImageNet.

Perusahaan Swedia, Spacemetric AB telah mengembangkan model perekaman fisik untuk EROS A1 sehingga bisa digunakan dalam proses ortorektifikasi citra EROS A1. Model ini telah diwujudkan dalam sistem produksi citra di Metria, Kiruna, yang sejak bulan September 2001 sudah mampu mengkoreksi EROS A1 sampai ketelitian sub piksel untuk citra EROS A1 yang standar.

2. KAMERA EROS A1

Kamera NA30 pada satelit EROS A1 merupakan penyiam push-broom dengan dua susunan CCD, termasuk detektor yang berjumlah lebih dari 7000 pada fokus pesawat. Detektor tersebut peka pada range spektral 0,5 – 0,9 mikron dan dicoba dengan penjumlahan kedalaman 11 bit.

Kamera secara rigid menempel ke satelit, sehingga pembidikan kamera dilakukan menggunakan sistem kontrol pergerakan untuk menggerakkan seluruh satelit. Sensor menyiam secara asynchronous, sehingga memungkinkan satelit untuk bergerak lebih cepat daripada pada saat perekaman. Satelit bergerak dengan kecepatan terbalik yang konstan, untuk memperoleh perekaman pada kecepatan yang lebih rendah, memungkinkan detektor untuk diam lebih lama melewati setiap daerah. Dengan cara ini sensor akan bisa memperoleh lebih banyak cahaya, dan meningkatkan ketajaman, serta perbandingan signal-to-noise.

Satelit bisa berubah 45 derajat dalam setiap arah pada orbitnya, menyediakan kemampuan untuk merekam daerah yang berbeda dalam lintasan yang sama. Kemampuan kamera untuk membidik dan merekam juga memungkinkan perekaman secara stereo pada orbit yang sama.

Karakteristik satelit dan kamera untuk perekaman dengan model standar ditunjukkan dalam tabel Parameter Sistem EROS berikut :

3. MODEL GEOMETRIK

EROS A1 bisa diperoleh dalam dua format, yaitu format iA yang merupakan data mentah, dan format iB yang merupakan data terkoreksi. Model yang akan dikembangkan hanya format 1A, sebab memungkinkan untuk menghubungkan posisi piksel ke bidang fokus kamera.

Model geometrik yang dipilih untuk pemodelan scene EROS A1 bisa dibagi menjadi beberapa bagian yang berbeda. Orientasi bagian luar termasuk model orbit satelit dan model variasi ketinggian. Orientasi bagian dalam termasuk model scan instrument. Model ini telah diaplikasikan dengan sukses terhadap beberapa sensor satelit yang berbeda. ([1], [2], [3], [4])

a. Model Orbit Satelit

Model satelit didasarkan pada 6 parameter Keppler, yang secara bersama-sama dengan komponen wilayah tingkat dua yang konstan pada potensial gravitasi bumi, mampu menjelaskan pergerakan satelit dengan ketelitian yang cukup tinggi untuk persyaratan koreksi EROS A1.
a sumbu semi mayor
e eksentrisitas
i inklinasi
? = ?0 +d?/dt * t
? = ?0 +d?/dt * t argument of perigee
M = M0 +dM/dt * t anomali rata-rata
b. Model Ketinggian

Pengukuran ketinggian dari pesawat diperoleh dalam bentuk polinom piece-wise tingkat tiga untuk roll, pitch, dan yaw. Koreksi tambahan terhadap sudut ketinggian dimodelkan dengan polinomial tingkat dua, yatu :
Roll = roll terukur(t) + a0 + a1 * t + a2 * t2
Pitch = pitch terukur(t) + b0 + b1 * t + b2 * t2
Yaw = yaw terukur(t) + c0 + c1 * t + c2 * t2
Dimana koefisian ai, bi, dan ci harus ditentukan terlebih dahulu. Ini dianggap bahwa polinomial tingkat dua akan sesuai untuk pemodelan error ketinggian dalam interval waktu he pada scene lengkap.

c. Model scan Push-broom

Model scan dasar merupakan vektor line-of-sight dari detektor pada fokus pesawat melalui pusat optis pada teleskop, lalu ke titik di bumi. Vektor ini tegak lurus ke sumbu roll platform satelit. Deviasi yang kecil dari ketegaklurusan ini diikutkan dalam perhitungan melalui matriks pelurusan badan kamera yang dapat diperoleh dalam scene metadata.

4. MODEL PENYESUAIAN PARAMETER

Agar bisa memperoleh model dengan ketelitian yang tinggi pada scene tertentu, parameter model harus diperkirakan dan dipilih dengan menggunakan ground control point. Penyesuaian parameter mengikuti metode yang dikembangkan dalam [1], yang merupakan penyesuaian least-square, dengan kemungkinan untuk memberi bobot pada parameter. Bobot parameter digunakan untuk menentukan, dimana parameter turut berperan dalam penyesuaian.

Hanya parameter orientasi bagian luar yang disesuaikan. Dari 6 parameter Keppler, 2 parameter dibiarkan tetap konstan. Oleh karena eksentrisitas orbit yang sangat kecil, eksentrisitas dan argument of perigee bisa dibuat konstan tanpa kehilangan keakuratan yang signifikan.

Metode penyesuaian membutuhkan nilai a priori untuk parameter. Beberapa ephemeris disediakan dengan scene EROS mentah. Salah satunya digunakan untuk menjalankan orbit. Parameter koreksi ketinggian dimulai dari nol. Posisi permulaan yang dihitung dari metadata kurang akurat, biasanya diatas 1 km, tetapi masih cukup sesuai dengan pull-in range dari metode tersebut.

5. PENGUJIAN AKURASI

Tampilan model telah dievaluasi dengan 7 scene EROS A1 dari 3 tempat yang berbeda di Swedia bagian selatan.
Ground control point untuk pengujian tempat diukur dalam ortofoto udara digital yang diperoleh dari Swedish national Land Survey. Ukuran piksel dalam ortophoto digital adalah 1 meter, dengan perkiraan ketepatan planimetris sekitar 1 – 1,5 meter. Ketinggian diinterpolasi dari DEM dengan interval grid 50 meter dari Swedish National Land Survey, dengan perkiraan ketepatan kemiringan sekitar 2 meter pada titik grid. Swedish RT90 digunakan sebagai sistem referensi geodetis.

Posisi titik kontrol kemudian diukur dalam tiap scene dengan perkiraan ketepatan planimetris sekitar 0,25 piksel. Secara rata-rata, 26 titik bisa diukur dalam tiap scene. Titik kontrol akan didistribusikan ke seluruh area scene.

Pengukuran titik kontrol digunakan untuk penyesuaian least-square pada parameter model dalam tiap scene. Sebagaimana hanya 11 parameter model bebas yang telah disesuaikan, proses penyesuaian melibatkan sistem over-determined yang tinggi (dengan 6 titik kontrol sistem menjadi over-determined). Ini berarti bahwa residual error pada model setelah penyesuaian memberikan perkiraan yang baik terhadap ketepatan model. Hasil dari penyesuaian ditunjukkan dalam tabel berikut :
Untuk memperoleh verifikasi yang bebas terhadap ketepatan produk akhir dibawah kondisi produksi normal, scene pertama disesuaikan hanya dengan 9 titik kontrol. RMS error dalam scene akhir yang telah direktifikasi kemudian dievaluasi dengan menggunakan 21 titik uji yang independen terhadap titik kontrol. Hasil dari evaluasi ditunjukkan dalam tabel berikut :

6. KESIMPULAN

Hasil dari evaluasi model sensor EROS menunjukkan bahwa scene EROS A1 bisa dikoreksi dengan ketepatan 1 piksel. Kenyataan bahwa seluruh scene yang digunakan dalam pungujian memiliki residual rms yang sama atau lebih rendah daripada 1 piksel (kecuali arah y pada scene 5) menunjukkan kestabilan metode tersebut. Hal ini juga menunjukkan bahwa ketepatan subpiksel bisa diperoleh dengan setidaknya menggunakan 9 titik kontrol dalam proses penyesuaian. Secara keseluruhan, ada suatu kemungkinan untuk mengimplementasikan model EROS ke lingkungan produksi yang sebenarnya.

[1] T. Westin, "Precision rectification of SPOT imagery", Photogrammetric Engineering & Remote Sensing, Vol. 56, No 2, pp. 247-253. , 1990.
[2] T. Westin, "Photogrammetric Potential of JERS-1 OPS" International Archives of Photogrammetry and Remote Sensing. Vol. XXXI, Part B4, Vienna, pp. 937-942, 1996.
[3] T. Westin, "Geometric rectification of European historical archives of Landsat 1-3 MSS imagery", Proceedings of the ISPRS workshop "Sensors and mapping from space 1999", Hannover, Germany, September 27-30, 1999.
[4] T. Westin, "Geometric modelling of imagery from the MSU-SK conical scanner", Bulletin SFPT, no 159, pp 55-58, 2000.


sumber:www.lantmateriet.se

31 Mei 2008

Satelit EROS B

Satelit EROS B1 memiliki kemampuan, antara lain:
1. Orbit
a. Parameter
Satelit EROS B1 akan beroperasi pada orbit circular dengan parameter sebagai berikut:
Ketinggian : 600 km (TBF) ± 10 km
Sudut penyiaman : 97.8o (TBF) ±0.04o
Waktu lokal dari titik: 10:45 a.m. (TBF) ± 15 min
edar selatan utara: -
b. Perekaman ulang (Revisit) setiap satelit
Perekaman ulang dari beberapa titik ketinggian di bumi dengan sudut ± 15o selama ± 7 hari.
Periode perekaman ulang dengan sudut ± 40o garis lintang :
Sudut 30 derajat: 2 sampai 7 hari
Sudut 45 derajat: 2 hari

Selengkapnya...

2. Masa Edar Satelit
Asalkan penyimpangan pada saat peluncuran kurang dari ± 60 km disekitar ketinggian orbit yang dinginkan dan kurang dari ± 0.1 derajat pada inklinasi orbit maka jumlah bahan bakar yang tersedia akan cukup bagi satelit untuk beroperasi setidaknya selama 10 tahun.

3. Akurasi Mesin Satelit
Total rata-rata akurasi satelit tersebut setidaknya 90 % pertahun selama 4 tahun periode pengoperasian. Kegagalan-kegagalan particial dapat menyebabkan degradasi secara perlahan pada performen misi.

4. Komunikasi dan Pembagian
Satelit tersebut mampu mempublikasikan sebuah jaringan komunikasi dengan AAD atau PAS stasiun penerima yang berlokasi pada radius lebih dari 2000 kms, pada band-X ( memberikan nilai G/T dari antena darat yang sama atau melebihi 33 Dbi/K) dari ketinggian antena 3o diaatas horison, dibawah kondisi atmosfer yang sedang.
a. Komunikasi Band-X
Jaringan komunikasi band-X yaitu antara satelit dan stasiun penerima merupakan jaringan yang hanya akan mentrasfer citra satelit pada stasiun yang telah ditentukan.
b. Satuan Tugas Satelit
Permintaan pencitraan dari AAD atau GRS, termasuk footprint citra tersebut, akan dikirmkan oleh GRS/AAD kepada DCS berdasarkan basis periodikal untuk dapat diimplementasikan oleh GCS pada program pecitraan satelit tersebut.
Selama satelit melewati GRS kesehariaannya, AAD (PAS) dari stasiun penerima akan menjalankan satelit tersebut dari horison ke horison dan mengambil citra-citra yang terkirim secara langsung oleh satelit tersebut.
5. Pencitraan
Performa pencitraan dari kamera pankro-matik adalah sebagai berikut:
6. Karakter Citra-citra yang Diproduksi
Karakter citra-citra yang diproduksi adalah sebagai berikut:
7. Penyelamatan dengan Mode-Mode Pengamanan
Satelit tersebut memasuki mode pengamanan ketika mendeteksi berbagai kemungkinan kesalahan fungsi. Satelit tersebut akan mampu mempertahankan mode ini untuk beberapa hari. Perubahan mode pengamanan pada mode yang normal untuk beroperasi hanya dapat dilakukan dengan campur tangan manusia dari GCS.

8. Ground Control Station
Sebuah GCS bertanggung jawab pada sebuah satelit dalam memonitor dan menjaga termasuk juga mempertahankan control orbit dan menejemen sistem sumber daya. GCS bertanggungjawab untuk mengkoordinasi seluruh aktifitas-aktifitas bersama seluruh GRS.


sumber: www.imagesatintl.com

30 Mei 2008

Satelit EROS A

Satelit EROS A memiliki kemampuan, antara lain:
Satelit EROS A akan beroperasi pada sebuah edar orbit dengan mengikuti parameter ketinggian : 480 km (TBF) ± 10 km, sudut penyiaman 97.3o (TBF) ±0.04o, dan waktu lokal dari titik edar selatan utara 10:30 a.m. (TBF) ± 15 min.

Selengkapnya...


Perekaman ulang dari beberapa titik ketinggian di bumi dengan sudut ± 15o selama ± 7 hari.Periode perekaman ulang dengan sudut ± 40o garis lintang :
Sudut 30o 2 sampai 7 hari
Sudut 45o 2 hari

Asalkan penyimpangan pada saat peluncuran kurang dari ± 60 km disekitar ketinggian orbit yang dinginkan dan kurang dari ± 0.1o pada inklinasi orbit maka jumlah bahan bakar yang tersedia akan cukup bagi satelit untuk beroperasi selama 4 tahun.

Total rata-rata akurasi satelit tersebut setidak-nya 90 % pertahun selama 4 tahun periode pengoperasian. Kegagalan-kegagalan particial dapat menyebab-kan degradasi secara perlahan pada performa misi.

Satelit tersebut mampu mempublikasikan sebuah jaringan komunikasi dengan AAD atau PAS stasiun penerima yang berlokasi pada radius lebih dari 2000 kms, pada band-X ( memberikan nilai G/T dari antena darat yang sama atau melebihi 33 Dbi/K) dari ketinggian antena 3o diaatas horison, dibawah kondisi atmosfer yang sedang.

Jaringan komunikasi band-X yaitu antara satelit dan stasiun penerima merupakan jaringan yang hanya akan mentrasfer citra satelit pada stasiun yang telah ditentukan.

Permintaan pencitraan dari AAD/GRS, termasuk footprint citra tersebut, akan dikirimkan oleh GRS/AAD kepada DCS berdasarkan basis periodikal untuk dapat diimplementasikan oleh GCS pada program pecitraan satelit tersebut.Selama satelit melewati GRS keseharian-nya, AAD (PAS) dari stasiun penerima akan men-jalankan satelit tersebut dari horison ke horison dan mengambil citra-citra yang terkirim secara langsung oleh satelit tersebut.

Performa pencitraan dari kamera pankro-matik adalah sebagai berikut:

Karakter citra-citra yang diproduksi adalah sebagai berikut:
Satelit tersebut memasuki mode pengamanan ketika mendeteksi berbagai kemungkinan kesalahan fungsi. Satelit tersebut akan mampu mempertahankan mode ini untuk beberapa hari. Perubahan mode pengamanan pada mode yang normal untuk beroperasi hanya dapat dilakukan dengan campur tangan manusia dari GCS.

Sebuah GCS bertanggung jawab pada sebuah satelit dalam memonitor dan menjaga termasuk juga mempertahankan control orbit dan menejemen sistem sumber daya. GCS bertanggungjawab untuk mengkoordinasi seluruh aktifitas-aktifitas bersama seluruh GRS.

sumber: www.imagesatintl.com

Antarmuka ( User Interface ) ER-Mapper

Pada bagian ini akan sedikit dijelaskan mengenai beberapa komponen utama pada tampilan (interface) ER-Mapper. Hampir semua operasi menggunakan tombol pada mouse, dan hanya sedikit sekali yang dilakukan dengan mengetik pada keyboard.

Selengkapnya...

A. Penggunaan Mouse

Pada saat menjalankan ER-Mapper, gunakan tombol kiri mouse untuk menjalankan suatu operasi, seperti memilih items dari menu, merubah jendela citra, dan menggambar annotasi. Beberapa istilah yang umum pada saat menggunakan mouse:
- Point, menempatkan pointer mouse pada suatu item (pilihan pada tampilan ER-Mapper).
- Click, menempatkan pointer pada suatu item dan menekan tombol kiri mouse sekali, Double-Click (klik ganda) berarti menekannya dua kali.
- Drag, tekan tombol kiri mouse dan menahannya, lalu membawa pointer mouse ke lokasi yang baru. Simbol pointer mouse akan berubah tergantung dari apa yang ditunjukkan oleh pointer tersebut:

Memilih menu commands dan klik tombol; menunjukkan nilai digital atau koordinat pada citra.

Menulis atau memilih text, atau merubah masukan angka.

Memperbesar atau memperkecil tampilan citra atau

Memilih jendela yang tidak aktif menjadi jendela aktif (current window)

Menggeser citra pada jendela citra.

Menggambar annotasi, membuat region, membuat obyek komposisi peta.

B. Menu Utama ER-Mapper

Menu utama ER-Mapper muncul langsung setelah kita membuka ER-Mapper. Menu utama ini mempunyai dua komponen utama yaitu menu bar dan tombol toolbar (toolbar buttons) Gambar 4 di bawah ini :

Gambar 4. Menu Utama ER-Mapper

- Menu bar, tempat pilihan perintah yang akan digunakan pada pengolahan citra, untuk memilih perintah pada menu bar, klik nama pada menu bar, kemudian pilih perintah yang akan dijalankan.
- Tombol toolbars, tempat menampilkan pilihan perintah urnum secara cepat, untuk menjalankannya hanya klik pada tombol perintah yang diinginkan..
- Tool tips, untuk mengetahui fungsi tombol tersebut, letakkan pointer di atas tombol yang ingin diketahui, kemudian akan muncul kalimat (tool tips) yang memberitahukan fungsi tombol tersebut Ada 18 toolbar yang dapat diaktifkan selain toolbar standar (standard toolbar) dan toolbar fungsi umum (common function toolbar). Semuanya dapat diaktifkan dan disembunyikan dengan meng-klik toolbar menu pada menu bar. Untuk mengaktifkan klik pada toolbar yang akan di aktifkan dan akan muncul tanda centang ( v ) yang menunjukkan bahwa menu tersebut aktif.

ER-Mapper terdiri dari 8 menu utama yaitu File, Edit, View, Toolbars, Process, Utilities, Windows dan Help. Untuk mengetahui fungsi dari menu-menu utama tersebut, berikut akan kita bahas sekilas. Jendela utama ER-Mapper akan secara otomatis menampilkan menu bar yang berisikan seluruh fungsi dan perintah pada ER-Mapper.
1. Menu Edit
- Annotate Vector Layer : Menampilkan data vector
- Edit/Create Regions : Membuat dan melakukan editing pada data vector, perintah ini juga digunakan untuk membuat training area pada proses klasifikasi terbimbing (supervised classification)
- Edit ARC/INFO Coverage : Membuat dan melakukan editing pada data vektor yang berformat ARC/INFO Workspace.
- Edit Class Region Color and Name : Membuat dan melakukan perubahan nama atau warna pada kelas-kelas hasil proses klasifikasi. Hanya dapat digunakan pada data citra yang telah terklasifikasi.

2. Menu View
Anda dapat melakukan menampilkan beberapa item didalam menu view ini seperti hasil perhitungan statistik, tampilan citra normal atau 3D, alogaritma, nilai pixel, posisi koordinat lainya. Beberapa perintah penting pada menu view adalah sebagai berikut:
- Algorithm : Membuka algorithm dialog box. Perintah dapat dipersingkat dengan menekan tombol.
- Quick Zoom : Memperbesar atau memperkecil tampilan citra. Perintah dapat dipersingkat dengan menekan tombol-tombol berikut
- Statistic : Menampilkan nilai –nilai statistic dari data citra
- Cell Value Profile : Menampilkan nilai piksel (Digital Number/DN) pada setiap band dalam data citra
- Cell Coordinat : Memberikan informasi mengenai letak geografis suatu obyek titik pada citra

3. Menu Toolbars
Menu Toolbars digunakan untuk menampilakan short-cut atau menu singkat yang ditampilkan dalm ikon-ikon untuk menjlankan perintah tertentu dalam kelompok bidang penggunaan tertentu seperti Forestry, Mineral, dan lain-lain yang tertera pada menu toolbar.

4. Menu Process
Menu Process berisi menu-menu pemrosesan didalam ER-Mapper seperti klasifikasi, konversi data, rektifikasi, penghitungan nilai statistik dan laimnya.

Beberapa perintah penting pada menu prosess adalah sebagai berikut :
- Raster Cell to Vektor Polygons : Merubah data raster menjadi bentuk data vector
- Calculate Statistic : Menghitung nilai-nilai statistik data citra
- Classification : Menjalankan proses klasifikasi data citra satelit
- Rectification : Melakukan koreksi geometrik

5. Menu Utilities
Didalam menu utilities anda dapat melakukan proses import data dari sumber/format lain dan eksport data dari ER-Mapper kedalam format lainnya, managemen file dan lainnya. Hal penting pada menu Utilities adalah :
- Import : Mengkonversi format data citra menjadi format ER-Mapper
- Export : Mengkonversi data citra dari format ER-Mapper menjadi data dalam format yang lain.

6. Menu Windows
Menu Windows digunakan untuk membuat windows baru dengan cara Klik menu Windows, pilih New Windows dan juga menampilkan nama-nama window lainya yang sedang dibuka dalam ER-Mapper

7. Menu Help
Menu Help berisi informasi-informasi bantuan yang dibutuhkan user seperti tutorial, konsep ER-Mapper dan lainnya.

8. Kotak Dialog ER-Mapper
Pada saat memilih suatu perintah atau menekan tombol pada toolbar, sering muncul kotak dialog yang mengharuskan kita untuk mengisi pada kotak kosong atau memilih file, atau memilih option yang disediakan ER-Mapper dengan meng-klik Scrool bar (panah geser).

Ketika kita memilih untuk membuka atau menyimpan dataset, algoritma atau file lain, ER-Mapper akan menampilkan kotak dialog pemilihan file. Jendela utama menampilkan daftar direktori atau file pada direktori aktif. Pada menu kotak dialog pemilihan file diatas, memiliki fungsi:
- History Menu, merubah direktory aktif, berisi daftar direktori yang telah dibuka, berurutan dari yang baru dibuka paling atas dan yang lama sebelah bawah.
- Special Menu, untuk merubah direktori awal (home direktori), atau untuk menandakan atau tidak direktori.
- View Menu, Mengurutkan isi direkori berdasarkan nama, tanggal dirubah atau tanggal dibuat.
- Volumes Menu, Untuk mengakses ke disk drive.
- Directories Menu, Untuk merubah direktori yang dibuat sistem manager komputer.

Gambar 5 : Kotak Dialog Pemilihan File ER-Mapper

29 Mei 2008

Prosedur Pengolahan Data Citra ( Bagian 2 )

Melanjutkan prosedur penajaman citra dari posting sebelumnya

Selengkapnya...

5. Penajaman Citra
Proses penajaman citra dilakukan untuk mempermudah pengguna dalam menginterpretasikan obyek-obyek yang ada pada tampilan citra. Dengan proses Algoritma, ER-Mapper mempermudah pengguna melakukan berbagai macam proses penajaman citra tanpa perlu membuat file-file baru yang hanya akan membuat penuh disk komputer. Jenis-jenis operasi penajaman citra meliputi:
- Penggabungan Data (Data fusion), menggabungkan citra dari sumber yang berbeda pada area yang sama untuk membantu di dalam interpretasi. Contoh data Landsat-TM dengan data SPOT.
- Colodraping, menempelkan satu jenis data citra di atas data yang lainya untuk membuat suatu kombinasi tampilan sehingga memudahkan untuk menganalisa dua atau lebih variabel. Contoh citra vegetasi dari satelit di colordraping di atas citra foto udara pada area yang sama.
- Penajaman kontras, memperbaiki tampilan citra dengan memaksimumkan kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikan dan merendahkan harga data suatu citra.
- Filtering, memperbaiki tampilan citra dengan mentransformasikan nilai-nilai digital citra, seperti mempertajam batas area yang mempunyai nilai digital yang sama (enhance edge), menghaluskan citra dari noise (smooth noise), dll.
- Formula, membuat suatu operasi matematika dan memasukan nilai-nilai digital citra pada operasi matematika tersebut., misalnya Principal Component Analysis (PCA).
- Klasifikasi, menampilkan citra menjadi kelas-kelas tertentu secara statistik berdasarkan nilai digitalnya. Contoh membuat peta penutupan lahan dari citra satelit Landsat-TM.

6. Dynamic Links
Penghubung dinamik adalah fasilitas khusus ER-Mapper yang membuat pengguna dapat langsung menampilkan data file eksternal pada citra tanpa perlu mengimportnya terlebih dahulu. Data-data yang dapat dihubungkan termasuk kedalam format file yang populer seperti ARC/INFO, Oracle, serta standar file format seperti DXF, DGN,dll.

7. Komposisi Peta
Komposisi peta memungkinkan pengguna untuk mempresentasikan citra-citra secara profesional dan penuh arti. Kualitas kartografik peta pada ER-Mapper dapat membuat grid, legenda, bar skala, panah arah utara, logo perusahaan, legenda klasifikasi.

8. Pencetakan
Pengguna dapat menghasilkan keluaran suatu citra dengan menggunakan peralatan pencetakan atau printer yang meliputi printer berwarna, film, printer hitam putih dan format grafik. Pilihan pencetakan membutuhkan suatu algoritma yang mendefinisikan semua data dan pengolahannya dengan catatan hanya algoritma yang telah disimpan yang dapat dicetak. Pastikan kita telah menyimpan algoritma kita sebelum mencetaknya.