10 Mei 2008

Hubungan Makanan dengan GIS

Kalau di Kanada sana, sebuah perusaaan GIS bernama DMTI Spatial, yang merupakan penyedia lokasi layanan analisis usaha telah bekerjasama dengan jaringan restoran St-Hubert Bar-B-Q Ltd yang berbasis di Quebec, untuk mengkoordinasikan dan mengatur layanan pesanan makanan di untuk jaringan restoran yang jumlahnya 100 dan berlokasi di Quebec, Ontario dan New Brunswick.

Selengkapnya...

Setiap tahun restoran ini menerima sekitar 2 juta panggilan pemesanan. Dengan menggunakan DMTI’s CanMap Street Files digabungkan dengan kode pos yang sudah diolah dengan menggunakan ArcGIS Server dan ArcGIS Desktop, agent pengelola layanan lokasi di St-Hubert’s call center dapat mengetahui posisi pelanggan dan dengan cepatnya bisa mengirim pesanan ke tempat tinggal si pesan dari restoran terdekat.

Prosesnya bisa digambarkan; pertama kali pelanggan menghubungi call center; call center akan mencatat nama, alamat serta nomor telepon; kemudian nama ini akan dimasukan ke database sekaligus sistem yang mencari serta menentukan lokasi jaringan restoran terdekat untuk memenuhi pesanan; Pada tahap selanjutnya pemesan cukup menyebutkan nama dan nomor telepon, maka secara lebih cepat pesanan bisa diantar. Jika ternyata pelanggan tidak memiliki alamat yang pasti, maka dapat juga dengan menggunakan alamat publik seperti rumah sakit, mall, tempat parkir, taman, dsb.

Sistem ini di Jakarta mirip dengan yang digunakan oleh satu perusahaan Taxi terkenal. Dengan cara yang sama perusahaan taxi akan mengkontak via radio, taksi terdekat untuk menjemput pelanggan. Sayangnya dengan keterbatasan data spasial seringkali taksi datang terlambat sekali. Sistem geocoding di Kanada memungkinkan setiap wilayah terdeteksi secara lebih cepat. Itulah pentingya data spasial, bukan cuma jadi hiasan dinding.

Sumber : http://www.dmtispatial.com (Rabu, 01 Agustus 2007)